top of page

Appointment Setting: Jurus Sales Terakhir Sebelum Lo Gila Karena Pipeline Kosong

  • Gambar penulis: digiheroid
    digiheroid
  • 13 Jun
  • 3 menit membaca

Semua Orang Sibuk, Tapi Nggak Ada yang Closing

Gue nggak tau lo siapa yang baca ini sekarang. Tapi kalo lo adalah business owner, co-founder startup, atau C-level yang lagi ngerasa tim lo sibuknya minta ampun — tapi sales lo stagnan kayak air got di musim kemarau — well... lo lagi baca blog yang tepat.

Karena hari ini kita ngomongin topik yang sebenernya kayak nasi goreng pinggir jalan: keliatannya biasa, tapi bisa nyelametin lo dari kelaparan. Namanya: Appointment Setting.

Sebelum lo mikir, "Ah, itu mah kerjaannya anak sales gue," atau "Buat apa sih outsource beginian?" — tenang, bro. Duduk dulu, ambil kopi, baca pelan-pelan. Karena bisa jadi ini adalah solusi yang lo cari sebelum lo lempar meja meeting.


Apa Itu Appointment Setting? (Bukan Cuma Ngatur Janji Temu, Coy)

Appointment Setting itu bukan sekadar janjian ketemuan di Starbucks sama calon klien. Ini bukan Tinder. Bukan juga Gojek Scheduling.

Appointment Setting = proses menjadwalkan pertemuan bisnis antara prospek yang udah disaring dengan tim sales lo.

Fokusnya? Bukan buat brand awareness. Bukan juga buat testing market. Tapi buat dapet meeting sama orang yang emang potensial beli.

Dan buat lo yang ngerasa tim lo udah "jalan"... yuk kita lanjut ke bagian selanjutnya.


Kenapa Lo Butuh Ini? Karena Revenue Lo Nggak Bisa Hidup dari Harapan

Gue ngerti banget. Lo udah hire digital marketer, content creator, bahkan UI/UX designer yang jago banget bikin landing page estetik.

Tapi kalo setiap hari tim sales lo buka CRM dan isinya kosong kayak dompet abis payday... itu tandanya ada yang salah.

Data bilang:

  • 60% waktu kerja tim sales habis cuma buat cari prospek (Salesforce)

  • 98% cold call nggak ditanggepin (LinkedIn)

Tapi... agensi kayak Belkins.io, CIENCE, Martal Group bisa naikin conversion to meeting sampe 15–25%. Kok bisa?

Karena mereka ngerti satu hal yang penting:

"Orang beli bukan karena produk lo bagus. Tapi karena lo bisa masuk ke inbox mereka duluan."

Dan Digihero? Kita ambil ilmu dari mereka semua. Kita jadiin versi lokalnya yang relevan buat market lo di Jakarta, Bandung, Surabaya, atau bahkan BSD yang katanya Silicon Valley KW itu.


In-House vs. Outsource: Biar Gue yang Jujur

Lo bisa bangun tim sales in-house. Serius, bisa. Tapi siap-siap ya:

  • Gaji SDR: 6–12 juta per bulan

  • Belum termasuk training, tools, komisi, dan BPJS (ya, itu penting bro)

  • Onboarding butuh 1–2 bulan, dan itu belum tentu cocok

Sekarang bandingin sama Digihero:

  • Udah ada tim siap pakai

  • Copywritingnya udah di-A/B testing

  • Tools-nya premium (bukan yang gratisan hasil Googling)

  • Nggak cocok? Bulan depan lo tinggal ganti

Simple kan? Kayak beli nasi uduk: tinggal pilih lauk, nggak cocok, besok ganti warung.


Best Practices Ala Agency Dunia (Dan Kita Adopsi di Digihero)

Kita nggak malu belajar. Bahkan kita ngintipin funnel-nya Belkins, Leadium, CIENCE. Kita gabungin, kita modif biar cocok sama market Indonesia.

Berikut ini pendekatannya:

  1. Definisi ICP (Ideal Customer Profile): Lo harus tau siapa target lo, bukan cuma sekadar "siapa aja yang mau beli."

  2. Data harus bersih: Bukan hasil scrape abal-abal. Email aktif, nomor valid.

  3. Outreach-nya multichannel: Email, WhatsApp, LinkedIn. Bukan spam satu arah.

  4. Pesan harus personal: Bukan template 2006 yang diawali dengan "Dengan Hormat."

  5. Booking automation: Biar lo nggak ribet tanya "Bisa kapan, Pak?" tiap hari.

  6. Follow-up sampai dapet jawaban: Bukan nyerah setelah sekali doang.


Siapa yang Cocok Pakai Ini?

  • Lo yang baru mulai startup dan belum punya tim sales

  • Lo yang bisnisnya udah mapan, tapi growth-nya stagnan

  • Lo yang tim-nya sibuk ngerjain banyak hal, tapi nggak ada yang fokus ngejar meeting

  • Lo yang bosan denger kalimat: "Prospeknya belum reply, Pak."


Studi Kasus: Yang Udah Jalan

Inaflor Mitra Industri – perusahaan epoxy dan industrial flooring.

Masalah: Bergantung sama canvasing manual dari pintu ke pintu di kawasan industri. Nggak scalable, dan susah ukur hasilnya.

Solusi: Digihero bantu riset ICP di sektor pabrik, gudang, dan cold storage. Jalanin campaign email, LinkedIn, dan WhatsApp ke kepala engineering dan GM di ratusan pabrik.

Hasil: 92 SQL masuk, 14 meeting, dan 5 proyek deal selama 2 bulan campaign.

Nggak perlu ribet-ribet keliling komplek industri lagi. Tim sales Inaflor sekarang tinggal buka kalender dan dateng ke meeting.


Kesimpulan: Bos, Lo Nggak Perlu Lakukan Semua Sendiri

Lo udah punya visi besar. Lo udah punya produk bagus. Tapi kalo sales lo masih nunggu leads jatuh dari langit... well, jangan salahin langit kalau omzet lo stuck.

Appointment Setting bukan solusi ajaib. Tapi ini cara paling realistis, scalable, dan manusiawi buat bikin revenue lo tumbuh.

Karena yang lo butuh sekarang bukan tambahan kerjaan. Tapi tambahan sistem yang bisa bantu tim lo lebih banyak closing, lebih sedikit cari-cari.


Mau Mulai? Kita Punya Hadiah

🎁 Lo bisa dapet 100 Sampel Leads GRATIS buat bisnis lo (yang relevan, bukan asal ambil dari Yellow Pages).🚀 Atau lo bisa mulai campaign pertama bareng Digihero minggu ini — tanpa kontrak tahunan, tanpa komitmen ribet.

Cukup bilang: “Gue mau coba.”Dan kita mulai isi kalender meeting lo mulai minggu depan.

Ngomong-ngomong... berapa meeting lo dapet bulan ini? 😉

 
 
bottom of page